Pemahaman salah tentang sedekap miring ke kiri dalam sholat
Bismillahi yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Pernahkah anda melihat seorang sholat yg lengan sebelahnya miring ke kiri???
Sampai di posisi lambung sebelah kiri lengannya,
Jika anda ada di belakangnya, apa yg ada dalam pikiran anda...?
Yuk kita bahas tuntas masalah ini :)
Mengupas tuntas tentang sedekap miring ke kiri di dalam sholat.
"POSISI TANGAN SAAT SEDEKAP DALAM SHOLAT"
Langsung saja....
Akhyar juz 1 halaman 116:
ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺟﻌﻠﻬﻤﺎ ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ.
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺣﺰﻳﻤﺔ ﻓﻰ ﺻﺤﻴﺤﻪ
ﻭﻗﻴﻞ ﻳﺠﻌﻠﻬﻤﺎ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺴﺮﺓ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﻫﻤﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻻﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻴﻪ ﺣﺪﻳﺚ ﻭﻟﻮ ﺃﺭﺳﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﻘﺒﺾ ﻛﺮﻩ ﺫﺍﻟﻚ ؛ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﻐﻮﻯ ... ﺍﻟﺦ
"Dan di sunnah kan meletakkan keduanya di bawah dadanya, dan di riwayatkn oleh Ibnu Huzaimah dalam Shohihnya dan di katakan bahwa meletakkan keduanya di bawah pusar.dan telah berkata Ibnu Mundzir, kedua cara itu sama saja.....ileh".
Di dalam kitab fathul mu'in di jelaskan,
Sedekap Yang Afdlol adalah meletakkan kedua tangan di bawah dada di atas pusar.
Caranya adalah memegang dengan telapak tangan kanannya pada pergelangan tangan kiri (Otomatis sudah dalam arti condong ke kiri/telapak tangan kanan kita di posisi kiri/perut yg kiri) dan meletakkan telapak tangan kiri persis di tengah perut/bawah dada dan di atas pusar.
(tidak usah di miringkan ke kiri lg, karena dengan begitu, otomatis telapak tangan kanan kita sudah di posisi kiri, dan telapak tangan kiri kita persis di bawah dada) ini anjuran yg benar dan yg di maksud condong ke kiri sedikit,
dan seperti itulah sholat2nya ulama besar dunia dan indo madzhab syafi'i.
Jika kedua2nya yaitu telapak tangan kanan dan kiri ada di posisi kiri semua, itu yg salah dalam memahami, dan seperti itu sulit di terapkan pada orang yg sholat dalam posisi telentang/sakit.
Sedang di syarahnya fathul mu'in dan kitab2 kuning lainnya, penjelasannya begini:
i'anatuththolibin juz 1 halaman 135:
ﻗﻮﻟﻪ ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ ﻭﻓﻮﻕ ﺍﻟﺴﺮﺗﻪ : ﺍﻯ مائلا ﺍﻟﻰ ﺟﻬﺔ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻻﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻴﻬﺎ، ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻰ ﻭﺿﻌﻬﻤﺎ ﻛﺬﺍﻟﻚ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﺷﺮﻑ ﺍﻷﻋﻀﺎﺀ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻘﻠﺐ
(Maksud dari di bawah dadanya dan di atas pusarnya):"Artinya condong ke arah kirinya, karena hati berada padanya, dan rahasia hikmah tentang meletakkan keduanya seperti itu,bahwa keduanya di atas semulia2nya anggota, yaitu Hati"
Selanjutnya dalam hasyiyah Albajuri juz 1halaman 171:
ﻗﻮﻟﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ ﻭﻓﻮﻕ ﺍﻟﺴﺮﺗﻪ : ﺍﻱ ﻣﺎﺀﻻ ﺍﻟﻰ ﺟﻬﺔ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻻﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻲ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ
(Maksud :dan adalah keduanya di bawah dadanya dan di atas pusarnya)"
Artinya condong ke arah kirinya, karna bahwasanya hati berada di sebelah kiri".
Adapun dalam hasyiyah Jamal ala syarhil Minhaj juz 1 halaman 401 di katakan:
ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻓﻲ ﺟﻌﻠﻬﻤﺎ ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻧﺎ ﻓﻮﻕ ﺍﺷﺮﻑ
ﺍﻷﻋﻀﺎﺀ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﺎﻧﻪ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻣﻤﺎ ﻳﻠﻰ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﺍﻷﻳﺴﺮ
"Dan hikmah meletakkan keduanya di bawah dadanya adalah keduanya itu di atas semulia2nya anggota, yaitu hati, maka sesungguhnya hati,itu di bawah dada dari sesuatu yang mengiringi sisi sebelah kiri".
Di dalam hasyiyah Albarmawi ala Syarhil Ghoyah halaman 71:
ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻓﻮﻕ ﺍﻟﺴﺮﺗﻪ : ﺍﻱ ﻣﺎﺀﻻ ﺍﻟﻰ ﺟﻬﺔ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻻﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻰ ﺟﻬﺘﻪ
(Maksud di atas pusarnya):"Artinya keadaan condong ke arah kirinya Karena sesungguhnya hati berada pada arahnya".
Juga dalam kitab Nihayatuzzain halaman 58:
(ﻭﻭﺿﻌﻬﻤﺎ ) ﺍﻱ ﺍﻟﻜﻔﻴﻦ ( ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ ﺁﺧﺬﺍ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ ﻳﺴﺎﺭﻩ ) ﺍﻱ ﻗﺎﺑﻀﺎ ﻛﻮﻉ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﺑﻜﻔﻪ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﻳﺠﻌﻠﻬﻤﺎ ﺗﺤﺖ ﺻﺪﺭﻩ ﻭﻓﻮﻕ ﺳﺮﺗﻪ ﻣﺎﺀﻟﺘﻴﻦ ﺍﻟﻰ ﺟﻬﺔ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻗﻠﻴﻼ
"Dan meletakkan keduanya, artinya kedua telapak tangan di bawah dadanya,dengan memegang kanannya pada kirinya (menggenggam) pergelangan tangan kirinya dengan telapak tangan kanannya, dan diletakkan
keduanya di bawah dadanya di atas pusarnya,condong keduanya kesebelah kirinya sedikit".
Dan dalam albujairimi alal khatib juz 2 halaman 48:
ﻭﻳﺴﻦ ﺍﻥ ﺗﻜﻮﻧﺎ ﺍﻟﻰ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ ﺃﻣﻴﻞ ﻟﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﺍﺫ ﻫﻲ ﻣﺤﻠﻪ
"Dan disunahkan kedua tangan itu lebih condong ke sebelah kiri dari apa yang telah disebutkan, karna arah jihah itu adalah tempatnya.
Contoh di atas itu semua tentang keterangan (dalil2) yg menjelaskan condong ke kiri atau miring ke kiri.
Menurut saya pribadi, atas penelitian saya yg bodoh dan awam ini, yg di maksud condong ke kiri ini adalah:
1: hanya perkira'an saja, bukan praktek ke kiri,
Karena sholat kita seperti biasa itu sudah termasuk condong ke kiri, karena ketika telapak tangan kita memegang pergelangan tangan kiri, otomatis sudah di kiri posisinya, gak usah di miring2kan lagi,
2: ulama' yg menjelaskan condong ke kiri, rata2 ulama generasi masakini, rata2 1000/1200 hijriyah ke atas.
3: kalau memang hati yg di maksud, maka posisi hati hingga sampai ini para ilmuan berbeda2, ada yg di bawah dada kiri, ada yg di rusuk lambung kiri, bahkan ada yg mengatakan di kanan,
Jadi intinya kata"MIRING KE KIRI" adalah:
hanya perkira'an saja (taqribiyah),
jadi hakikatnya kedua tangan tetap di bawah dada, bukan di dimiringkan secara nyata (hakikiyah)
Jadi banyak yg salah kaprah tentang praktek miring/condong ke kiri,
Dalil2 condong sedikit ke kiri di atas,tidak ada satupun yg memberikan praktek, dan memang pada dasarnya tidak ada dalil hadis yg menyatakan seperti itu (di miringkan ke kiri)
Adapaun kitab yg menerangkan condong sedikit ke kiri,rata2 adalah kitab ulama muta-akkhiriin, yang butuh pemahaman matang.
Sedang ulama kondang yg jadi patokan madzhab syafii,seperti imam nawawi dan kitab2 genarasi fuqaha pertama (salaf) dari 400/900 hijiriyah, tak di temukan satupun yg menjelaskan itu,
Jadi kalau praktek miring ke kiri adalah benar secara nyata( haqiqi) insya allah pasti imam nawawi mengupasnya di dalam kitab majmuknya atau kitab2 fiqih beliau yg lain.
Dan pastinya sudah di amalkan oleh para ulama2 sepuh,
Jadi jangan salah paham daalam memahaminya. Kami berdasarkan pemahaman ini:
ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﻳُﺤَﺎﺫِﻳﻪِ ) ﺃَﻱْ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟﺼَّﺪْﺭِ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻠِﻲ ﺟَﺎﻧِﺐَ ﺍﻟْﺄَﻳْﺴَﺮِ ﻧِﻬَﺎﻳَﺔٌ ﺃَﻱْ ﻓَﺎﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﺑِﺎﻟْﻤُﺤَﺎﺫَﺍﺓِ ﺍﻟﺘَّﻘْﺮِﻳﺒِﻲَّﺓُ ﻟَﺎ ﺍﻟْﺤَﻘِﻴﻘِﻴَّﺔُ ﺧِﻠَﺎﻓًﺎ ﻟِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻪُ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﻄَّﻠَﺒَﺔِ ﻣِﻦْ ﺟَﻌْﻞِ ﺍﻟْﻜَﻔَّﻴْﻦِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨْﺐِ ﺍﻟْﺄَﻳْﺴَﺮِ ﻣُﺤَﺎﺫِﻳَﺘَﻴْﻦِ ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﺣَﻘِﻴﻘَﺔً ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣَﻊَ ﻣَﺎ ﻓِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﺮَﺝِ ﻳُﺨَﺎﻟِﻒُ ﻗَﻮْﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺟَﻌْﻞُ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺗَﺤْﺖَ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﻳُﺠْﻌَﻞُ ﺟَﻤِﻴﻌُﻬَﺎ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟﺜَّﺪْﻱِ ﺍﻟْﺄَﻳْﺴَﺮِ ﺑَﻞْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨْﺐِ ﺍﻟْﺄَﻳْﺴَﺮِ ﻟَﺎ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟﺼَّﺪْﺭِ ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺑﺎﺏ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ
Tuhfah al-Muhtaaj VI/205-206
(Perkata'annya sejajar hati)
Hati sesungguhnya di bawah dada yg mengiringi sisi kirinya,
Maksud dari sejajar hati adalah mendekati (taqribiyah/perkira'an saja) bukan benar2 sejajar hati secara nyata (haqiqiyah),
Berbeda dengan yg kebanyakan di praktekkan (di lakukan) oleh tholabah (santri), dengan menjadikan kedua telapak tangannya di sisi kiri dada, Krna ingin sejajar hati secara nyata(hakikat), jika yg dimaksud adalah benar2 sejajar hati secara nyata, ada dua kesalahan, disamping sulit dilakukan dan salah, juga
bertentangan dengan perkataan ulama "bahwa meletakkan kedua tangannya di bawah dadanya",
karena (jika sejajar dngn hati dengan benar2) maka seluruh tangan kiri berada di bawah susu/payudara kiri, bahkan di rusuk sebelah kiri, bukan di bawah dada. intahaa..
Karena itu, apa yang diamalkan sebagian orang yang bersedekap sangat miring ke kiri, (seolah2 seperti akan mencabut pedang, atau seperti kacak pinggang)..
itu bukanlah yg benar dalam madzhab Syafi'i...
Sedang sholat yg mirip/agak mirip kacak pinggang adalah di larang, ini biasanya ada saja, biasanya orang awam,
Seperti dalam hadist:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻧَّﻪُ ﻧَﻬَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻰَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣُﺨْﺘَﺼِﺮًﺍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang seseorang shalat mukhtashiron (tangan diletakkan di pinggang).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Memang kalau mukhtasiron secara persis/sama, sangatlah jarang, bisa dikatakan juga tidak mungkin, tapi yg hampir atau mirip juga bukannya mustahil, terkadang bs saja terjadi bagi orang yg sangat awam,
Disini saya bukan menyamakan dengan mukhtasiron, tapi hadist ini adalah rambo2 atau bahasa singkatnya adalah cara sholat tangan di miringkan bukanlah layak untuk umum, dan bukanlah baik, apalagi yg terbaik, sangatlah tidak,
Karena itu mendekati fitnah/kesalah pahaman.
Berfatwalah untuk umum mengikuti aturan yg benar, ambil qoul yg muktamad.
"HADIST-HADIST SEDEKAP"
Mari kita simak kumpulan hadist2 yg di buat isthimbat hukum oleh para ulama.
Ini kumplan hadist2 sholat nabi saw dalam bersedekap didalam sholat:
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ: ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺹ ﺍِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻗَﺒَﺾَ ﺑِﻴَﻤِﻴْﻨِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ 125 :2
Dari Wail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam shalat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangan kirinya” .
[HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125]
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲّ ﺹ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪِﻩِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ . ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ
Dari Wail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah shalat bersama Nabi SAW, ia meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya di dadanya.
[HR. Ibnu Khuzaimah]
ﻋَﻦْ ﺳَﻬْﻞِ ﺑْﻦِ ﺳَﻌْﺪٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭْﻥَ ﺍَﻥْ ﻳَﻀَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺫِﺭَﺍﻋِﻪِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ. ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ :1 180
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang orang (para shahabat) diperintahkan (Nabi SAW), bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam shalat”.
[HR. Bukhari juz 1, hal.180]
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ: ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ َّصلعم ﺣِﻴْﻦَ ﻛَﺒَّﺮَ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺣِﺬَﺍﺀَ ﺍُﺫُﻧَﻴْﻪِ، ﺛُﻢَّ ﺣِﻴْﻦَ ﺭَﻛَﻊَ، ﺛُﻢَّ ﺣِﻴْﻦَ ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ، ﻭَ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻪُ ﻣُﻤْﺴِﻜًﺎ ﺑِﻴَﻤِﻴْﻨِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ رواه ﺍﺣﻤﺪ
Dari Wail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah melihat Nabi SAW ketika bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan daun telinganya,
kemudian (juga mengangkat tangan) ketika ruku’, kemudian ketika mengucap “Sami’alloohu liman hamidah”, (juga mengangkat kedua tangannya), dan pada waktu itu saya melihatnya dalam keadaan memegang dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dalam shalat” . [HR. Ahmad]
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲّ صلعم ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰﻳَﺪِﻩِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ
ﺍﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ
Dari Wail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah shalat bersama Nabi SAW, ia meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dadanya.
[HR. Ibnu Khuzaimah]
ketika ia shalat bersama Nabi SAW :
ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﺧَﻠْﻒَ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺹ، ﻓَﻜَﺒَّﺮَ ﺣِﻴْﻦَ ﺩَﺧَﻞَ ﻭَ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﺣِﻴْﻦَ ﺍَﺭَﺍﺩَ ﺍَﻥْ ﻳَﺮْﻛَﻊَ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ، ﻭَ ﺣِﻴْﻦَ ﺭَﻓَﻊَ ﺭَﺃْﺳَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮُّﻛُﻮْﻉِ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَ ﻭَﺿَﻊَ ﻛَﻔَّﻴْﻪِ
رواه ﺍﺣﻤﺪ
Saya pernah shalat di belakang Nabi SAW, maka ia bertakbir ketika masuk (memulai shalat), dan mengangkat kedua tangannya, dan ketika akan ruku’ ia angkat kedua tangannya, dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku’ ia juga mengangkat kedua tangannya, dan ia meletakkan kedua telapak tangannya.
[HR. Ahmad]
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ: ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺹ ﺍِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻗَﺒَﺾَ ﺑِﻴَﻤِﻴْﻨِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ 125 :2
Dari Wail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam shalat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangankirinya” .
[HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125]
ﻋَﻦْ ﺳَﻬْﻞِ ﺑْﻦِ ﺳَﻌْﺪٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭْﻥَ ﺍَﻥْ ﻳَﻀَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺫِﺭَﺍﻋِﻪِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ. ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang orang (parashahabat) diperintahkan (Nabi SAW), agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam shalat”.
[HR. Bukhari juz 1, hal. 180]
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺮَّ ﺑِﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺹ ﻭَ ﺍَﻧَﺎ ﻭَﺍﺿِﻊٌ ﻳَﺪِﻯ ﺍﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ . ﻓَﺎَﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِﻯ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻓَﻮَﺿَﻌَﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ
ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ :1
Dari ‘Abdullah bin Mas ’ ud, dia berkata, “ Nabi SAW melewati aku ketika aku (sedang shalat dengan) meletakkan tangan kiri pada tangan kanan. Maka beliau memegang tanganku yang kanan, lalu meletakkannya pada tanganku yang kiri” .
[HR. Ibnu Majah juz I, hal.266]
ﻋَﻦْ ﻗَﺒِﻴْﺼَﺔَ ﺑْﻦِ ﻫُﻠَﺐٍ ﻋَﻦْ ﺍَﺑِﻴْﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺹ ﻳَﻨْﺼَﺮِﻑُ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴْﻨِﻪِ ﻭَ ﻋَﻦْ ﻳَﺴَﺎﺭِﻩِ ﻭَ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﻀَﻊُ ﻫﺬِﻩِ
ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ، ﻭَﺻَﻒَ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻓَﻮْﻕَ ﺍﻟْﻤِﻔْﺼَﻞِ رواه ﺍﺣﻤﺪ
Dari Qabishah bin Hulab dari bapaknya, ia berkata, “ Saya pernah melihat Nabi SAW berpaling (selesai shalat) dari sebelah kanan dan dari sebelah kirinya. Dan aku melihatnya beliau meletakkan ini pada dadanya” . Yahya (perawi hadits) menerangkan yaitu beliau meletakkan tangan kanan pada tangan kirinya di pergelangan” .
[HR. Ahmad juz 8, hal. 225 hadits no. 22026].
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ صلعم ﻭَ ﻭَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪِﻩِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ
ﺍﺑﻦﺣﺰﻳﻤﺔ 243 :1
Dari Wail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah shalat bersama Rasulullah SAW, dan beliau meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di dada beliau.
[HR. Ibnu Khuzaimah juz 1, hal. 243]
ﻋَﻦْ ﻃَﺎﻭُﺱٍ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ صلعم ﻳَﻀَﻊُ ﻳَﺪَﻩُ ﺍْﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪِﻩِ ﺍْﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﺛُﻢَّ ﻳَﺸُﺪُّ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﻭَ ﻫُﻮَ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ
ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ 201 :1
Dari Thawus, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW
meletakkan tangannya yang kanan pada tangannya yang kiri, kemudian beliau memegangnya erat-erat di dadanya ketika shalat.
[HR. Abu Dawud juz 1, hal.201]
ﻋَﻦْ ﻭَﺍﺋِﻞِ ﺑْﻦِ ﺣُﺠْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ َﻻَﻧْﻈُﺮَﻥَّ ﺍِﻟَﻰ ﺻَﻼَﺓِ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ صلعم ﻛَﻴْﻒَ ﻳُﺼَﻠّﻰ ﻓَﻨَﻈَﺮْﺕُ ﺍِﻟَﻴْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻡَ ﻓَﻜَﺒَّﺮَ ﻭَ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺣَﺎﺫَﺗَﺎ ﺑِﺄُﺫُﻧَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻭَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻛَﻔّﻪِ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَ ﺍﻟﺮُّﺳْﻎِ ﻭَ ﺍﻟﺴَّﺎﻋِﺪِ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ 126 :2
Dari Wail bin Hujr, ia berkata : Aku berkata, “Sungguh aku ingin melihat shalat Rasulullah SAW bagaimana beliau shalat, maka saya melihat beliau, maka beliau berdiri, lalu beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau
sehingga sejajar dengan daun telinga, kemudian beliau meletakkan tangan kanannya pada telapak tangan kirinya.dan pergelangan tangannya dan lengannya.
[HR. Nasaaiy juz 2, hal. 126]
Dari hadits shahih ini ada petunjuk disyariatkan bagi orang yang shalat supaya meletakkan tangan kanan pada pergelangan/lengan tangan kirinya, bukan miring ke kiri,
Jadi yg di maksud mensejajarkan dengn hati secara kira2nya saja, bukan secara praktek nyata,
Karena hati sendiri itu tidak ada yg bisa memastikan posisinya yg pasti,
Ada yg nengataka hati itu jantung,ada yg mengatakan hati itu liver limpa,
Ada yg nengatakan di sisi kanan dan ada yg mengatakan di sisi kiri,
Sedangkan miring ke kiri yg dijadikan alasan supaya bisa rapat tanpa gesek2an, itu bukan solusi, karena hal itu bisa di dapat dengan sholat yg setandar.
Jadi..... Berpikirlah sekali lagi,
Jangan taslim begitu saja, :) karena yg namanya manusia tak terkecuali selain nabi saw adalah bisa kita tolak dan bisa kita ambil.
Allahu a'lam.
Catatan:
Ini link video sholatnya ulama-ulama besar di indonesia dan dunia seperti kh maimun zubair, tuan guru zaini sikumpul, habib umar, semoa allah swt melindungi ketiganya, dan syech said ramadlan al bouty, semoga allah swt merahmatinya, dll yg bermadzhab syafi'i.
Kalau kamu tetap sholat miring2 gitu..
Kapan dirimu mau ngambil barokah pada beliau2 atau guru guru dirimu yg di indonesia,
Karena penilitian kami, tak ada ulama besar indonesia yg begitu cara shalatnya, apalagi luar indonesia..
Karena yg ada dalam khilaf fuqoha para madzhab, ada pada menyikapi sedekap dalam sholat,
Sperti: apa di lonjorkan tangannya, apa persis di dada, apa di bawah dada, apa di atas dada, apa di bawah pusar. ?
Seperti itu..
Bukan miring kayak gitu akhi .. :)
Afwan ya...
Kalau ada salah memang dari kami dan syetan, kami minta ma'af 1 juta ma'af.
Buka vido ini:
http://m.youtube.com/watch?v=-zEsXlFADP0
http://m.youtube.com/watch?v=hV5fpAipEG4
https://youtu.be/7xEkT2TshYw
https://youtu.be/bGfFA0yUF0w
Saya tahu anjuran ini (sedekap miring ke kiri) adalah dari pesantren2 besar, bahkan dari ulama-ulama yg sangat alim, yg saya mungkin hanya sandal bagi beliau2.
Sekali lagi saya hanya orang bodoh sangat awam, yg selalu haus tentang ilmu..
Tapi Jujur.. saya kurang suka melihat musholli yg sholat dengan sedekap miring ke kiri.
Karena Sulit di tiru oleh orang awam secara keselururhan,
Dan akhirnya (sholat miring ke kiri) menjadi khas santri dari sebagian pesantren tertentu :) .
Saya tidak menyalahkan, karena beliau pasti jauuuhhhh lebih tahu dari saya, yg sangat bodoh sekali,
(semoga allah memberi saya hidayah dan ilmu yg manfa'at dan barokah) amin.
tapi sekedar saran saja..
Gimana kalau biasa-biasa saja dalam sedekap.
Memang seperti keterangan di atas bahwa sedekap miring ke kiri banyak di terangkan di kitab2 kuning, (tapi hanya sekedar tiori,bukan praktek)
Dan walaupun itu toh salah dalam prakteknya, itu juga tidak mengganggu ke absahan/sahnya sholat samasekali,
Tp orang awam gara2 ini banyak juga yg sedekap keterlaluan, hampirn menyamai seperti mau cabut pedang, kacak pinggang dan semacamnya,
walau tidak mirip dengan itu semua secara persis 100% , tp gaya di miringkan itu adalah termasuk di ranah fitnah/rawan kesalah pahaman, sehingga tidak layak/pas di amalkan oleh seorang yg warok,
Dan memang itu tidak di amalkan oleh para ulama2 besar (hanya berkisar di sebagian santri saja)
Lantas kalau sudah parah miringnya, ini siapa yg mau menegornya nanti :D.
Karena kewajiban kita dengan memberi tahukan itu tentang hadis:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻧَّﻪُ ﻧَﻬَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻰَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣُﺨْﺘَﺼِﺮًﺍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang seseorang shalat mukhtashiron (tangan diletakkan di pinggang).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Memang walau mereka tidak seperti mukhtasiron secara persis, tapi gaya miring yg keterlaluan,yg telah sebagian orang awam lakukan, itu sudah kembang2nya mukhtasiron,
Kalau mereka membantah dengan kata "ini bukan mukhtasiron, bahkan jauh dari mukhtasiron"
Maka saya jelaskan sekali lagi, walau bukan mukhtasiron atau tidak mirip samasekali alias jauh, tp itu termasuk kembangnya, yg bisa di katalan mendekati area larangan rambo2.
sekali lagi saya tidak menyalahkan samasekali, tp dengan adanya praktek solat agak miring seperti ini, seperti memberi tugas baru untuk kita (untuk membenarkan) bagi mereka yg terlalu penet/metetteng miringnya :)
Akhirnya saya hanya mampu menggeleng2kan kepala. (Karena menyadari dampak negatif praktek memiringkan ke kiri)
Jika ada sahabat2 saya, yg menemukan dalil ini (sedekap miring) dari ulama madzhab syafi'i yg salaf, yg wafat sebelum 900 hijriyah, terutama pendapat imam nawawi dan imam wazhali,
Tolong dengan cepat kabari saya.(insya allah 100% tidak ada)
Karena jika dua ulama itu yg berpendapat.
Maka saya taslim sepenuhnya.
Atas artikel ini, saya penanggung jawab sepenuhnya.
Facebook kami: apiek danken (apik)
Semoga bermanfa'at.
Amin
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=416272628497375&id=100003439259011&refid=17&_ft_=top_level_post_id.416272628497375%3Atl_objid.416272628497375%3Athid.100003439259011%3A306061129499414%3A2%3A1420099200%3A1451635199%3A-5539257559954024920&__tn__=%2As
Komentar
Posting Komentar